Kamis, 22 Desember 2011

Proposal Lomba Karya Tulis " Pompa Kincir Air Sederhana"

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Negara Indonesia merupakan negara yang kaya akan kekayaan alamnya.Yang mana dua pertiga dari kepulauan Indonesia tersusun atas perairan. Sehingga otomatis kesempatan kita akan lebih besar meraup keuntungan jika kita mampu mengoptimalkan usaha kita terhadap pengelolaan di wilayah perairan nusantara. Bahkan kaum intelektual beranggapan, kemiskinan di Indonesia bisa turun drastis hanya dengan melalui pengelolaan perairan Indonesia yang ditangani dengan serius. Hal ini,dikarenakan perairan kita memiliki simpanan kekayaan di dalamnya. Maka wajar saja jika pemerintah kita banyak berharap limpahan emas dari perairan yang ada di Indonesia.
Ironisnya ,di negara kita yang kaya akan persediaan air ini kerap kali mengalami krisis kekurangan air. Padahal hampir seluruh kepulauan di Indonesia tersusun atas perairan,entah itu dari lautan maupun sungai. Menurut kami,hal ini tidak lain dikarenakan kurangnya perhatian serta upaya dari masyarakat Indonesia khususnya kaum muda dalam memberikan solusi nyata bagi permasalahan yang dialami bangsa. Kemudian terlepas dari hal itu,tidak dapat kita pungkiri masih banyak daerah di Indonesia yang sama sekali belum tersentuh dengan yang namanya teknologi. Dimana dari daerah tersebut pola kehidupannya masih sangat sederhana dan segala proses pekerjaan mereka masih secara manual. Sehingga terkadang agak menyulitkan.Tidak hanya itu,masyarakat pedalaman jugalah yang paling sering menjadi objek kesulitan dalam mendapatkan air. Dan ternyata kekurangan air itulah yang menjadi pangkal timbulnya penyakit pada orang-orang di Indonesia seperti kolera,diare,cacingan,dsb.
Sehingga penulis mencoba memberikan gagasan ide tentang pemanfaatan energi air sebagai jalan keluar yang bisa memudahkan masyarakat pedalaman dalam memperoleh air sekaligus memberikan solusi dalam mencegah pemanasan global. Sebab dengan memanfaatkan energi air maka hal ini juga bisa dijadikan sebagai pembangkit energi listrik alami. Dan hal ini kami anggap sangat cocok diterapkan di Indonesia yang mana daerah-daerahnya belum mendapat sentuhan teknologi dari pemerintah.
Dengan demikian karya tulis ilmiah kami yang berjudul “pompa kincir air sederhana”, diharapkan mampu menjadi referensi bagi masyarakat luas pada umumnya dalam hal memudahkan memperoleh air. Dan menariknya lagi,apabila alat pompa kincir ini di teliti lebih jauh maka perolehan air akan semakin mudah dengan debit yang besar pula serta mampu menjadi penghasil air bersih jika di ikutkan alat penyaring (filter) pada alat.

1.2 Perumusan Masalah
1.) Bagaimana pembuatan dan cara kerja alat pompa kincir air sederhana yang di nilai mampu mempermudah masyarakat di Indonesia dalam memperoleh air sekaligus mencegah pemanasan global?

1.3 Tujuan Penulisan
Penulisan karya tulis ini,bertujuan untuk membagi pengetahuan kepada masyarakat luas dalam menghadapi krisis kekurangan air dan kesulitan dalam memperoleh air. Dimana dalam karya tulis ini akan dipaparkan pula mengenai solusi dalam mencegah pemanasan global. Sehingga dari hal demikian diharapkan kaum muda mulai “terangsang” agar kedepannya lebih kreatif dan inovatif lagi dalam membantu memberi solusi bagi permasalahan bangsa mengingat posisi mereka sebagai generasi tonggak penerus bangsa.


1.4 Manfaat Penulisan
Dari hasil penulisan karya tulis ini diharapkan dapat dipakai sebagai dasar/acuan/referensi dalam hal memudahkan masyarakat khususnya masyarakat pedesaan dalam memperoleh air serta pengetahuan tentang pembangkit listrik yang berasal dari energi air. Tidak hanya itu,penulisan karya tulis ini juga dapat menjadi sebuah penegasan kepada dunia bahwa negara Indonesia merupakan negara yang memiliki daya kretifitas tinggi dalam pengelolaan sumber daya alamnya, serta memiliki rasa kepedulian yang tinggi pula terhadap dampak pemanasan global di dunia.

    1. Batasan Penulisan Karya Tulis
Ruang lingkup penulisan karya tulis ilmiah ini dibatasi terutama pada hal-hal pompa kincir air yang mengandalkan arus air sungai dimana pembahasan merinci lebih kepada pemanfaatan energi alamiah yang berasal dari alam, dengan batasan-batasan sebagai berikut:
  1. Alat pompa kincir air sederhana dibuat dalam bentuk permodelan (diperkecil) yang bekerja dengan mengandalkan kekuatan arus sungai.











BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Potensi Kepulauan Nusantara
Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki 17.508 pulau dengan panjang garis pantai 81.000 km, memiliki potensi sumber daya pesisir dan lautan yang sangat besar (Bengen, 2001). Luas wilayah perairan Indonesia sebesar 5,8 juta km2 yang terdiri dari 3,1 juta km2 Perairan Nusantara dan 2,7 km2 Perairan Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI) atau 70 persen dari luas total Indonesia. Besarnya potensi sumber daya kelautan Indonesia tersebut, potensi sumber daya ikan laut di seluruh perairan Indonesia (tidak termasuk ikan hias) diduga sebesar 6,26 juta ton per tahun, tercermin dengan besarnya keanekaragaman hayati, selain potensi budidaya perikanan pantai di laut serta pariwisata bahari (Budiharsono S., 2001). Di lain pihak, jumlah penduduk yang meningkat cepat beserta intensitas pembangunannya sumber daya alam di daratan sudah mulai menipis dan dengan kenyataan bahwa 60 % dari penduduk Indonesia (kira-kira 185 juta jiwa) yang dianggap tinggal di daerah pesisir, tidaklah mengherankan bahwa lingkungan pesisir dan laut menjadi pusat pemanfaatan sekaligus pengrusakan yang tingkatnya sudah cukup parah untuk beberapa daerah tertentu (Anonimous, 1996). Wilayah pesisir dan lautan Indonesia terkenal dengan kekayaan dan keanekaragaman sumber daya alamnya, baik sumber daya yang dapat pulih maupun sumber daya yang tidak dapat pulih. Apalagi Indonesia dikenal sebagai negara dengan kekayaan keanekaragaman hayati (biodiversity) laut terbesar di dunia, karena memiliki ekosistem pesisir seperti hutan mangrove, terumbu karang, padang lamun,rumput laut yang sangat luas dan beragam. Hanya saja dibalik itu semua,sampai saat ini negara kita belum mampu mengoptimalkan kekayaan alam yang melimpah ruah di alam pertiwi. Dimana hal ini ditandai dengan semakin bertambahnya tingkat kemiskinan di Indonesia. Sehingga hal itu hanya akan menjadi aib bagi bangsa jika kita terus-terusan berdiam diri tanpa memulai aksi.

2.2 Krisis Kekurangan Air Bersih di negara yang kaya air
Krisis kekurangan air melanda Indonesia padahal Indonesia merupakan negara yang kaya akan air (perairan). Dimana Indonesia memiliki enam persen persediaan air dunia atau sekitar 21% dari persediaan air Asia Pasifik, namun pada kenyataannya dari tahun ke tahun Indonesia mengalami krisis air bersih.
Air tawar sebagai air bersih, bersumber dari curah hujan yang kemudian tertampung pada danau, situ, sungai, maupun cekungan air tanah. Indonesia memiliki lebih dari 500 danau dengan danau Toba, sebagai danau terluas yang memiliki luas lebih dari 110 ribu hektar. Cekungan air di Indonesia diperkirakan mempunyai total volume sebesar 308 juta meter kubik.
Dari data tersebut Indonesia tidak terbantahkan sebagai negara yang kaya akan ketersediaan air. Sayangnya potensi ketersediaan air dari tahun ke tahun cenderung berkurang akibat rusaknya daerah tangkapan air utamanya sungai dan pencemaran lingkungan yang diperkirakan sebesar 15–35% per kapita per tahun. Padahal di lain pihak kecenderungan konsumsi air bersih justru naik secara eksponensial.
Mengatasi krisis air bersih. Berdasarkan kondisi air (kualitas maupun ketersediaan) di Indonesia, potensi sebagai negara yang kaya air tidak mampu menghindarkan Indonesia dari krisis air bersih. Setiap kali musim kemarau tiba berbagai daerah mengalami kekeringan air. Bahkan ketika musim penghujan pun krisis air bersih tetap mengintai lantaran surplus air yang kerap mengakibatkan banjir sehingga sumber air tidak dapat termanfaatkan.
Krisis air bersih membuat sebagian besar penduduk Indonesia mesti mengkonsumsi air yang seharusnya tidak layak minum. United States Agency for International Development (USAID) dalam laporannya (2007), menyebutkan, penelitian di berbagai kota di Indonesia menunjukkan hampir 100 persen sumber air minum kita tercemar oleh bakteri  E Coli dan Coliform.
Untuk mengatasi krisis air bersih paya penyelamatan lingkungan, termasuk di antaranya  penyelamatan sumber-sumber air, harus dilakukan secara terintegrasi dan berkelanjutan. Upaya penyelamatan lingkungan demi mengatasi krisis air bersih dapat dilakukan melalui:
  • Pemanfaatan sumber daya alam yang ada,terutama dalam hal memudahkan masyarakat dalam memperoleh air.
  • Menggalakkan gerakan hemat air.
  • Menggalakkan gerakan menanam pohon seperti one man one tree (selama daur hidupnya pohon mampu menghasilkan 250 galon air).
  • Konservasi lahan, pelestarian hutan dan daerah aliran sungai (DAS).
  • Pembangunan tempat penampungan air hujan seperti situ, embung, dan waduk sehingga airnya bisa dimanfaatkan saat musim kemarau.
  • Mencegah seminimal mungkin air hujan terbuang ke laut dengan membuat sumur resapan air atau lubang resapan biopori.
  • Mengurangi pencemaran air baik oleh limbah rumah tangga, industri, pertanian maupun pertambangan.
  • Pengembangan teknologi desalinasi untuk mengolah air asin (laut) menjadi air tawar.
Dan kesemua itu mesti dilakukan secara terintegrasi, berkelanjutan dan sesegera mungkin, kecuali kalau kita memang menikmati dan merasa bangga dengan krisis air bersih di negara yang kaya akan air.


2.3 Aliran Sungai di Indonesia
Sebelumnya perlu kita ketahui bahwa di Indonesia saat ini terdapat 5.950 daerah aliran sungai (DAS). Sementara,apabila ditinjau dari derasnya aliran sungai yang ada di Indonesia diketahui 65 % dari keseluruhan sungai memiliki aliran arus yang cukup deras. Sehingga kami berpikir,dikarenakan banyaknya sungai yang beraliran deras di Indonesia maka kenapa tidak kalau kita manfaatkan energi aliran arus sungai tersebut, untuk dimanfaatkan masyarakat lokal.
Kemanfaatan terbesar sebuah sungai adalah untuk irigasi pertanian, bahan baku air minum, sebagai saluran pembuangan air hujan dan air limbah, bahkan sebenarnya potensial untuk dijadikan objek wisata sungai dan yang paling penting apabila kita manfaatkan sungai sebagai energi alami yang bisa kita pergunakan.


2.4 Dampak Pemanasan Global bagi Indonesia
Pemanasan Global yang bermuara pada perubahan iklim khususnya di negara kita sungguh memiliki dampak yang sangat serius. IPCC menyatakan bahwa kenaikan suhu Bumi periode 1990 – 2005 antara 0.15 – 0.13 derajat Celcius, jika kondisi ini dibiarkan maka diprediksikan periode 2050 – 2070 suhu Bumi akan naik pada kisaran 4,2 derajat Celcius. Padahal Emil Salim bilang jika naik 2 derajat Celcius saja maka kehidupan di Bumi akan bubar.
Dampak yang ditimbulkan bagi negara kita jika tanpa ada upaya pencegahan maka kita akan kehilangan 2.000 pulau karena air laut akan naik pada ketinggian 90 cm. Tadinya kita memiliki 17.504 pulau tapi kini tinggal 17.480 pulau oleh sebab naiknya air laut dan usaha penambangan. Kehilangan asset 2.000 pulau akan luar biasa dampaknya yang berujung pada penyempitan wilayah kedaulatan NKRI.
Juga kenaikan air laut akan menurunkan pH air laut, setiap kenaikan 14 – 43 cm maka pH air laut akan turun dari 8,2 menjadi 7,8 – akibat seriusnya akan menghambat pertumbuhan dan akhirnya akan mematikan biota dan terumbu karang. Ujung-ujungnya adalah dampak ekonomis dengan terjadinya pola perubahan habitat, migrasi dan populasi ikan serta hasil laut lainnya.
Lebih lanjut lagi ancaman serius bagi kota-kota pesisir seperti Jakarta, Semarang dan Surabaya misalnya. Akan banyak wilayah pesisir perkotaan akan terendam dan akan terjadi pergeseran wilayah pantai. Karena setiap kenaikan 10 cm air laut akan menggenangi 10 meter persegi wilayah pesisir. Hal ini tentu akan berimplikasi pada akibat sosial ekonomi masyarakat.
Hal lain adalah soal ketahanan pangan. Saat ini saja misal di Pulau Jawa, Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum, Jawa Barat. DAS Citarum dengan luas wilayah 6.080 km2 dan dengan panjang sungai 269 km nyatanya tidak memberikan kontribusi baik untuk mengairi areal persawahan. Maklum sepanjang DAS Citarum ada 11 juta jiwa bermukim dan 10.000 perusahaan yang memanfaatkan Citarum. Akibatnya terlihat produktifitas padi Tahun 2005 adalah 9.787.217 ton menjadi 9.418.572 ton pada Tahun 2006. Jadi ada penurunan sebesar 368.645 ton padi.
Hal serupa juga sama dengan DAS Brantas di Jawa Timur. Tahun 2006 produksi padi sebesar 9.346.947 ton menjadi 9.126.356 ton pada Tahun 2007. Ada penurunan sebesar 220.519 ton. Dan di Jawa Tengah juga sama dari 8.729.291 ton (2006) menjadi 8.378.854 ton (2007), penurunan sebesar 350.436 ton.
Ketahanan pangan memang menjadi salah satu titik perhatian utama ; sebab kelangsungan negara ini tentu bertumpu pada ketersediaan padi disamping alternatif bentuk pangan lain seperti umbi-umbian dan biji-bijian. Akan tetapi dengan menurunnya dukungan sungai-sungai sepanjang lumbung padi pulau Jawa ini, hal yang perlu dicermati adalah bagaimana menjaga serta memelihara seluruh DAS yang kita miliki sehingga mampu memberikan kontribusi yang lebih baik pada dekade sebelumnya.
Akibat Pemanasan Global juga akan memicu masalah kesehatan masyarakat. Karena suhu makin hangat, maka dengan sendirinya jentik nyamuk DB (Demam Berdarah) dan Malaria akan memiliki siklus hidup yang lebih pendek dan masa inkubasi penularan yang lebih singkat. Maka ledakan populasi nyamuk berbahaya ini akan bersifat lethal bagi masyarakat. Termasuk juga jenis penyakit lainnya seperti Diare, Leptospirosis, Asma, Kanker Kulit dan Penyakit Paru Obstruktif Kronis (COPD).
Lebih lanjut Kompas, 01.12.2007 menyarikan dampak Pemanasan Global bagi negara kita akan meliputi  :
Perubahan Iklim
- Peningkatan temperatur Bumi
- Curah hujan yang lebih lebat
Pertanian
- Mengubah pola presipitasi, penguapan, air limpasan
  dan kelembaban tanah
- Risiko terjadionya ledakan hama dan penyakit tanaman
- Terancamnya ketahanan pangan
Kelautan
- Naiknya permukaan air laut (bisa menenggelamkan
  daerah pesisir yang produktif)
- Pemanasan air laut yang mempengaruhi keanekaragaman
  hayati laut
- Peningkatan jumlah penyakit yang dibawa melalui air dan
  vektor
Satwa
- Perubahan habitat. Hilangnya daerah pesisir berakibat pada
  keanekaragaman hayati serta migrasi penduduk yang hidup
  di kawasan ini
- Penurunan populasi amfibi secara global
Jadi jelaslah kini masalah Pemanasan Global memiliki dampak sangat serius bagi kelangsungan kehidupan dan penghidupan bangsa kita serta umat manusia umumnya di Bumi ini.  Oleh sebab itu, marilah kita mulai dengan diri kita sendiri untuk mengubah gaya hidup kita sendiri dengan cara sederhana seperti mematikan dua titik lampu listrik antara pukul 17.00 s/d 22.00, membuat sumur resapan, hemat energi dengan cara selektif menggunakan peralatan elektronik, mengurangi pemakaian mobil pribadi, mengurangi pemakaian kemasan plastik, memilah dan mengelola sampah rumah tangga, menanam pohon di halaman rumah dan banyak hal lain. Karena tanpa dimulai dari diri kita sendiri, masyarakat dan bangsa kita tidak akan berubah dan pada akhirnya semua manusia di Bumi tidak juga akan berubah.




BAB III
METODE PENULISAN

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai jenis data,sumber data, teknik pengumpulan data dan teknik analisa data.

3.1 Jenis Data
Jenis data, fakta atau informasi primer yang dikumpulkan berasal dari penelitian( pembuatan permodelan alat),komunikasi pribadi dan focus group discussion (FGD). Data sekunder yang berupa buku, majalah atau lainnya digunakan sebagai bahan tambahan informasi guna melengkapi data primer.Kemudian beberapa artikel ilmiah ditelusur dengan menggunakan jasa penelusuran, yaitu melalui wikipedia, sedangkan sebagian besar hukum-hukum yang dipergunakan dalam karya tulis ini diperoleh dari buku-buku fisika dan keteknik sipilan.
3.2 Rancangan Penulisan
Agar tulisan yang dibuat efisien dan efektif, disusunlah kerangka tulisan berdasarkan topik tulisan yang diangkat. Berdasarkan kerangka tulisan itulah kemudian data dikumpulkan, disarikan, disusun, diolah, dan ditafsirkan. Hasil tafsiran kemudian dianalisis dan disintesis yang kemudian dihasilkan sebuah simpulan. Hasil analisis dan síntesis ini berupa gagasan baru untuk memecahkan permasalahan yang ditemukan dalam literatur.



3.3 Teknik Pengumpulan Data
Data utama dikumpulkan melalui percobaaan penelitian dengan membuat sebuah alat pompa kincir air yang di modelkan/diskalakan. Kemudian sebagian informasi tambahan lainnya diperoleh melalui buku-buku,majalah serta dari internet. Pada tahap ini data, fakta dan informasi dicari dan diidentifikasi. Data diseleksi, yang sesuai dengan topik tulisan dipisahkan dari yang tidak sesuai. Data yang sesuai dengan topik tulisan dipisahkan berdasarkan kesesuaiannya dengan sub-sub judul dalam kerangka tulisan.
3.4 Teknik Penarikan Kesimpulan
Simpulan dibuat dengan menggunakan pola pikir induktif, yaitu menarik simpulan sebagian dari hasil penelitian serta sumber referensi data.Sementara saran atau rekomendasi dibuat berdasarkan hasil simpulan.
3.5 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan karya ilmiah ini disusun berdasarkan panduan yang telah ditetapakan oleh panitia LKTIM DEDIKASI 201, sebagai berikut:
a) Halaman Judul,
b) Halaman Pengesahan
c) Abstrak
c) Kata Pengantar
d) Daftar Isi
e) Pendahuluan
f) Tinjauan Pustaka
g) Metode Penulisan
h) Hasil dan Pembahasan
i) Penutup
j) Daftar Pustaka
k) Lampiran-lampiran


































BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN


Pada karya tulis ini dilakukan sebuah penelitian pembuatan alat pompa kincir air sederhana, sebagai upaya mengatasi kesulitan perolehan air bagi rakyat di Indonesia serta pemanfaatan energi arus sungai sebagai pembangkit energi listrik. Dimana hal ini kami anggap sangat cocok untuk diterapkan di tanah air karena pembuatan alatnya yang sangat sederhana dan kondisi alam yang cocok.
4.1 Alat dan Bahan yang digunakan:
-Pipa plastik berdiameter ½ inchi
-Selang berdiameter ½ inchi
-Ember cat 5 kg diameter 17 cm
-Lahar diameter 2 cm
-Lem Silicone
-Lem Pipa
-Kincir
-Dinamo Sepeda 6 Volt
-Penyambung selang ( Bentuk L)
- Kawat


4.2 Langkah- Langkah Pembuatan Alat
1. Sediakan alat dan bahan seperti yang tercantum di atas,
2. Lubangi ember cat 5 kg di tengahnya pada kedua sisi depan-belakang dan dimasukkan pipa ½ inchi,
3. Lilitkan selang pada permukaan ember cat, kemudian ikat selang tersebut dengan menggunakan kawat supaya selang tidak bergerak,
4. Sambungkan penyambung pipa (bentuk L) dari ujung selang menuju pipa besi menggunakan lem pipa, Tapi sebelum itu lubangi pipa supaya selang bisa masuk ke dalam. Kemudian gunakan lem silicone untuk mengeratkan selang ke pipa plastik,
5. Sumbat bagian dalam pipa di salah satu sisi agar air bisa keluar hanya pada satu sisi pipa saja,
6. Pasangkan kincir di kedua ujung pipa kurang lebih 6 cm dari ember yang sudah dililitkan selang ,
7. Pasangkan lahar di kedua ujung pipa untuk memudahkan pergerakan pompa,
8. lalu pasangkan dinamo sepedanya sebagai pembangkit listrik dibagian kanan alat.

4.3 Fungsi Alat
  1. Pipa berfungsi sebagai penopang wadah pompa. Dimana pipa ini memiliki lubang yang berdiameter 2 cm dan berfungsi sebagai pengaliran air yang masuk.
  2. Selang berfungsi sebagai tempat masuknya air yang kemudian akan dialiri sampai diujung besi pembuangan. Dimana selang ini dililit melingkar mengitari ember ( wadah ).
  3. Penyambung Selang berfungsi sebagai penyambung antara selang yang dililitkan di wadah ke besi panjang agar aliran air masuk dari selang kemudian keluar ke ujung besi yang sebagai tempat keluar/pembuangan.
  4. Ember Cat berfungsi sebagai wadah alat.
  5. Kincir berfungsi sebagai motor penggerak alat yang kekuatan putarannya sangat bergantung pada kuatnya arus sungai.
  6. Dinamo sepeda berfungsi pembangkit listrik. Jadi,listrik ini akan dihasilkan secara alami dengan mengandalkan dari putaran kincir alat. Dimana hubungan antara kekuatan listriknya juga bergantung pada kuatnya arus sungai.
  7. Lahar berfungsi untuk memudahkan pompa untuk berputar.

4.4 Cara Kerja Alat
-Alat diletakkan di sungai, dimana sungai tersebut memeiliki aliran arus yang deras. Dengan posisi pompa yang terendam air setinggi kurang lebih 8 cm. Serta posisi/letak alat berlawanan dengan arah arus sungai. Kemudian,saat alat diletakkan maka kincir mulai berputar lalu air masuk ke dalam ujung selang terus mengalir berputar menuju selang pembuangan.

4.5 Keunggulan Alat
Ada berbagai alasan mengapa alat pompa kincir air sederhana ini di nilai memiliki beberapa keunggulan,antara lain:
a). Tanpa penggunaan energi listrik
Alat ini bisa bekerja tanpa adanya energi listrik. Hal ini dikarenakan adanya energi dari alam yang mampu kita manfaatkan sebagai energi pembangkit listrik itu sendiri. Alat ini,bisa pula kita katakan sebagai solusi/jalan keluar atas tingginya kontribusi Indonesia terhadap pemanasan global di dunia. Apalagi kini di Indonesia sering terjadi pemadaman lampu secara bergiliran yang kerap kali mengganggu aktifitas dari seluruh komponen masyarakat Indonesia. Tidak hanya itu,kita ketahui pula bahwa masih banyak daerah-daerah di Indonesia yang sama sekali belum tersentuh oleh listrik dari pemerintah sehingga daerah tersebut masih bersifat pedesaan/pedalaman. Hal inilah yang menjadi akar pemicu mengapa taraf pendidikan di tiap daerah di Indonesia masih belum rata, karena informasi dari dunia belum dapat masuk ke daerah-daerah pedalaman. Sehingga dengan adanya alat ini,segala permasalahan tersebut sekiranya segera teratasi.
b). Upaya pemanfaatan Sumber Daya Alam di Indonesia, khususnya Sungai
Telah dibahas pada bab sebelumnya,bahwa di Indonesia sendiri di berbagai daerahnya memiliki banyak aliran sungai yang berarus deras. Sehingga apabila arus sungai ini kita dapat manfaatkan dengan baik maka dapat dijadikan sebagai pembangkit listrik. Tidak hanya itu, dengan adanya alat ini, maka akan memudahkan lagi masyarakat di Indonesia dalam memperoleh air.
c.) Mudah dan efisien
Alat ini dinilai sangat mudah dan efisien dikarenakan peralatannya dapat diperoleh dari barang-barang bekas yang sudah tidak terpakai lagi. Atau dalam istilah ilmu lingkungannya biasa disebut sebagai “Reuse”. Yaitu penggunaan kembali barang yang sudah tidak terpakai lagi dengan kegunaan yang berbeda. Sehingga alat ini bisa menghemat biaya dan juga sebagai upaya kita dalam mencegah pemanasan global. Selain itu,alat ini juga bisa langsung dipergunakan oleh masyarakat biasa karena mekanisme kerja alat ini cukup sederhana alias tidak merumitkan.








BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan dalam pembuatan alat pompa kincir air sederhana diperoleh bahwa alat ini bekerja dengan sangat mengandalkan energi dari arus sungai. Dimana kuatnya aliran air yang keluar dari alat pemompa tergantung seberapa kuat arus sungai itu. Sehingga dengan kuatnya arus tersebut, kincir pompa akan terus berputar, sehingga air dari dalam pemompa akan semakin kuat mengalir keluar. Kemudian,di dekat kincir dipasangkan dinamo sepeda yang akan di hubungkan ke kutub listrik sehingga ketika kincir alat pemompa berputar maka akaan menghasilkan energi listrik. Dan kuatnya energi listrik yang dihasilkan juga bergantung pada seberapa kuat kincirnya berputar.
5.2 Saran dan Rekomendasi
Sekiranya dari pembuatan alat pompa kincir air sederhana ini,kedepannya mampu di teliti lebih lanjut lagi agar mampu memberikan manfaat yang lebih besar bagi kehidupan bangsa. Sebab apabila alat ini dibuat dalam ukuran yang skalanya diperbesar maka pompa ini akan bisa mengeluarkan air dalam debit yang besar. Kemudian bisa juga dijadikan sebagai pembangkit energi listrik dalam jumlah volt yang besar. Dan tidak menutup kemungkinan apabila alat ini dibuat dalam skala yang diperbesar maka dapat dijadikan sebagai energi pembangkit litrik sebuah desa.







DAFTAR PUSTAKA
Hadi. T, (2008). Kementrian Lingkungan Hidup dan GTZ (2009).
Lombok, NTB.

Pond, S dan G.L Pickard. 1983. Introductory dynamical Oceanography. Second edition. Pergamon Press. New York.
http://www.alpensteel.com/article/108-230-pemanasan-global/1561-indonesia-ranking-10-penyumbang-pemanasan-global.html
Frances Fox Piven, Richard A. Cloward, Regulating the Poor: The Functions of Public Welfare, Vintage Books 1993


Oleh: Karya Team ACC Sipil UH
( Juara 3th LKTI Nasional tk. Mahasiswa  2011)






Tidak ada komentar:

Posting Komentar